Kekayaan Sastra Lisan Mbojo
Kamis pagi ( 28 Juni
2018 ) di celah kesibukan kantor saya dikunjungi
seorang mahasiswi pasca sarjana dari Fakuktas Ilmu Sastra UGM.Namanya Rahmin
Meilana Putri kelahiran Bima tapi besar di Sumbawa. Rahmin sedang menyelesaikan
Tesis tentang Sastra Lisan Mbojo. Pada kesempatan itu saya paparkan tentang
potensi kekayaan sastra dan tradisi lisan Mbojo mulai dari Mpama, Olo di
Karampi, belaleha, arugele, mangge ila dan Bola Mbali di Sambori, Kambata di Nggelu,
Ziki Guru Bura diRai oi Sape dan Rindo di Buncu.
Di Istana Bima terdapat
senandung Kande yang dilantunkan pada saat penobatan Sultan dan Jena Teke(
Putra Mahkota). Di Donggo kaya akan cerita rakyat dan senandung seperti Kalero,
kasaro dan Inambaru.Di Kore terdapat Rawa Kore yang sudah direkam Makembo dan
13 Ntoko ntoko Rawa Mbojo yang masih eksis hingga saat ini. Disamping itu,
banyak sastra dan tradisi lisan dalam bentuk mantra mantra dalam ritual doa
serta upacara yang masih eksis. Bahkan di Bajo Pulau terdapat mantra penyembuh
" Rawa Waro" untuk anak anak yang kena penyakit cacar. Rawa Waro
adalah sastra lisan yang telah mengalami akulturasi Mbojo-Bugis dan Bajo.
Masih banyak sastra dan
tradisi lisan Mbojo yang belum digali dan perlu dilakukan inventatisasi dan
pelestarian. Hanya dengan cara itu, kita dapat menyelamatkan kekayaan khasanah
Budaya Mbojo untuk anak cucu kita.
Post a Comment