Tradisi Bedi Uta Di Pesisir Ambalawi
Devan,
Husen dan Adhar adalah tiga dari sekian banyak anak anak di Ujung Kalate Nipa
Ambalawi yang mengisi liburan dengan tradisi Simi atau nenyelam dan bedi uta
atau menembak ikan di sepanjang pesisir Ujung Kalate, So Spui, Oi Fanda hingga
Sori Nehe yang berbatasan dengan Kolo Kota Bima..
Berbekal
kaca mata selam dan bedi atau senjata dari kayu ukuran 30 cm dan ana bedi atau
panah besi 5 mili dengan panjang sekitar 50 cm mereka berenang dan menyelam di
perairan dangkal sepanjang pantai Ujung Kalate
untuk membidik ikan ikan seputar perairan itu.
Devan
mengemukakan bahwa selama satu jam menyelam, mereka berhasil mendapatkan lebih
dari 20 ekor ikan ukuran sedang. " ikan ikan itu kami bakar dan makan
bersama sama." Kata Husen yang saya temui di pantai Ujung Kalate siang
tadi. Kalo banyak ikan yang didapatkan, mereka bawa pulang ke rumah untuk
kebutuhan keluarga dan kadang juga dijual.
Husen
menceritakan bahwa Keahlian bedi uta didapatkan secara turun temurun dari ayah
dan kakeknya. " Dulu kakek saya menyelam tanpa kaca mata selam. Beliau
sangat ahli dalam hal itu." Kata Husen. Bedi Uta adalah tradisi masyarakat
pesisir Bima yang lahir dan tumbuh bersama masyarakatnya.
Penulis : Alan Malingi
Post a Comment