Kiprah Makembo Menyelamatkan Bahasa Kore
Meski secara swadaya, Komunitas Budaya Majelis
Kebudayaan Mbojo atau Makembo terus melakukan pencatatan, pendokumentasian dan
perekaman simpul-simpul peradaban dan kebudayaan Mbojo. Sabtu, 7 Juli 2018,
Komunitas Budaya Majelis Kebudayaan Mbojo melakukan perekaman dan pencatatan dialek
Kore di desa Taloko kecamatan Sanggar kabupaten Bima. Perekaman dilaksanakan di
kediaman Kepala Desa setempat dengan menghadirkan perwakilan lima orang warga
yang masih masih berkomunikasi dengan dialek Kore. Ketua Makembo, Alan Malingi
mengemukakan, dialek Kore awalnya merupakan sebuah bahasa yang mandiri karena Korea tau Sanggar pada masa lalu
merupakan sebuah kerajaan yang berdaulat. “ Setelah bergabung dengan kerajaan
Bima pada tahun 1926, maka terjadi akulturasi dengan budaya Mbojo termasuk
bahasa yang menyebabkan Bahasa Kore kini hanya menjadi dialek Bahasa Bima. “
Kata Alan Malingi.
Dikatakannya, ada 1020 Kosa Kata sebagai Kore sampel untuk disandingkan dengan tiga
dialek bahasa Mbojo lainnya yaitu dialek Sera suba, dialek Kolo dan Dialek Wawo
di sambori, Tarlawi dan sekitarnya. Perekaman dialek Kore ini dihajatkan untuk
menyelamatkan simpul simpul budaya Mbojo termasuk kekayaan linguistik melalui
logat, bahasa dan dialek.
“ Nanti kita melihat seberapa banyak perbedaan dan persamaan
antara Nggahi Mbojo dialek Sera suba dengan dialek Kore, jika melebihi 80
porsen perbedaan, itu berarti bahasa Kore masih eksis. “ Kata Alan. Namun yang
menjadi permasalahan adalah dialek Kore hanya dituturkan oleh orang-orang tua
di atas usia lima puluh tahun. Sedangkan generasi muda dan anak-anak sudah
tidak mengetahui dialek ini. Maka dari itu, perlu dilakukan upaya penyelamatan
melalui pengajaran formal maupun informal di masyarakat. Jalur pendidikan
formal mutlak diperlukan melalui muatan local, sedangkan jalur informal melalui
lomba dan kegiatan kegiatan hajatan warga dengan menyelipkan komunikasi dengan
dialek Kore.
Post a Comment