Mengintip Tradisi " Tangara " Di Lelamase
Tangara adalah prosesi
meresmikan nama seorang anak yang setelah berusia 1 tahun. Istilah lain dari
tangara adalah memberi nama. Jadi anak yang telah berusia satu tahun itu bukan
berarti belum diberi nama.Namanya sudah ada, namun dipandang perlu untuk
diresmikan dan diumumkan kepada masyarakat dan para tokoh pemerintah, tokoh
agama dan tokoh adat.
Prosesi Tangara dibuka oleh Cepe Lebe atau
Penghulu pembantu dengan untaian doa dan zikir. kemudiab sanf anak duduk di
atas pangkuan ibu dan bapaknya. Di belakang bapakmya ada seorang laki laki yang
berdiri memegang kelapa tua yang sudah dikupas kulitnya dengan parang.
Sementara ibu bapak si anak memegang selonjong daun pisang yang berisi pisang
matang, karaba( padi yang dibakar) dan daun sirih.
Cepe Lebe mengucapkan salawat sebanyak tiga
kali. Pada ucapan yang ketiga, Lelaki yang memegang parang dan kelapa tadi
memecahkan Kelapa dan pecahannya di lempar di depan ayah ibu dan si anak.
Kemudian selonjong daun pisang yang berisi pisang, daun siri dan karaba fare
tadi dibuang ke belakang.
Selanjutnya Cepe Lebe Mengumumkan nama si anak
kepada khayalak dan sejak saat itu si anak dipanggil dengan nama yang sudah
diresmikan. Di dalam sisi yang lain, ada tiga orang pemuda dari keluarga ibu si
anak yang menumbuk Lo'i atau obat yang bahannya dari segenggam beras dan daun
Parafu( sejenis dedaunan yang berbentuk segi delapan dari tanaman sejenis poho
akar yang biasa menempel di pohon lainnya. obat atau Lo' i itu kemudian ditempelkan
di kening si bayi.
Setelah jamuan makan siang, dilangsungkan
acara Kanca'a yaitu Cepe Lebe dan Tokoh masyarakat memasukan ibu jari ke rahang
atasnya kemudian menempelkan ibu cari ke kening si anak dengan mengucapkan
salawat dan menyerahkan uang seribuan atau lima ribu rupiah kepada si anak
sebagai hadiah. Kanca' a dan pemberian obat dilaksanakan agar si anak tidak
mengalami keterbelakangan mental dan sakit sakitan.
Cepe Lebe Lelamase, Sudirman mengemukakan
Tangara adalah upacara adat yang sudah berlangsung turun temurun di Lelamase.
Pada masa lalu diawali dengan kegiatan Nggalo Maju atau berburu Rusa di hutan
di sekitar kampung untuk hajatan Tangara.
Disamping dihajatkan untuk meresmikan nama si
anak, Tangara juga dikandung maksud untuk mendoakan agar si anak menjadi anak
yang shaleh, sehat jasmani dan rohani serta menjadi kebanggaan keluarga,
masyarakat bangsa dan negara. Ada untaian doa yang dilantunkan " Campo ra
ncihi ncao to'i na nawa labo sarumbu na. Cia Iman, Ndede umu na, Ndadi to'i na
dou ma taho.Salama mori na dunia akhirat. " Artinya mudah mudahan sesuai
nyawa dan badannya, Kuat imannya, panjang unurnya, Jadilah orang yang baik. Selamat hidupnya dunia akhirat.
Post a Comment