f Tedi Dan Tada - SEJARAHBIMA.COM | Mengupas Sejarah, Budaya dan Pariwisata

Header Ads

Tedi Dan Tada

37007083_10204973875742136_4621460573719101440_nDalam Bahasa Bima, tekun bertarti Tedi. Di Bukit Doro Ndula di seputaran Taman Ria Kota Bima ada tulisan dengan ukuran besar yang dipahat yang berbunyi "KATADA PU RAWI MA TEDI, KATEDIPU RAWI MA TADA " Pesan ini dirintis penulisannya oleh almarhum H.M.Noer A.Latief Walikota Bima 2003- 2009. Katada berarti menampakkan atau memperlihatkan. Rawi artinya perbuatan. Ma tedi artinya yang tekun. Katedi artinya ditekuni. Ma tada artinya yang nampak. Maksud dari ungkapan ini adalah nampakkan perbuatan yang ditekuni, tekuni perbuatan yang tampak. Petuah ini mengandung maksud agar kita selalu berbuat, berusaha untuk kebaikan dan kehidupan.



Kita harus menampakkan dan tetap konsisten dengan apa yang kita tekuni untuk kebaikan dan kemaslahatan. Kalau sudah tanpak hendaknya terus ditekuni agar terus tampak dan membawa kebaikan bersama.Petuah katada pu rawi na tedi, katedi pu rawi na tada, merupakan inspirasi kehidupan agar kita tetap konsisten, tetap bersemangat dan tidak patah arang dalam menekuni profesi dan pekerjaan yang kita tekuni dan tekuni apa yang telah nampak hasilnya. Hal ini sejalan dengan ungkapan para tetua " Warasi ra ngguda,Wara dipoke." artinya jika ada yang ditanam pasti ada yang dipetik.

Petuah ini tidak sejalan dengan sikap yang sering disindir oleh para tetua " pana ponda( panas panas labu) atau pana ta'i janga( panas panas ta' i ayam) sebagai gambaran terhadap orang yang hanya semangat pada tahap awal kendor kemudian. Semoga pesan yang tertancap di bukit Doro Ndula itu tidak sekedar tulisan bisu, namun senantiasa menjadi inspirasi bagi anak negeri untuk tetap tekun dan bersemangat dalam meniti karir sesuai keahlian dan kemampuan masing masing.

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.