f Tiga Sebelum Tiga - SEJARAHBIMA.COM | Mengupas Sejarah, Budaya dan Pariwisata

Header Ads

Tiga Sebelum Tiga


Untuk mencapai kematangan diri atau kedewasaan dalam bersikap dan bertindak, para tetua di Bima sering memberikan nasehat keapada seseorang untuk senantiasa belajar tiga hal sebelum melakukan tiga hal. Tiga hal itu diungkapkan dengan tiga anjuran yaitu Ntau Wei Wa'u ampo ntau wei, Lao Haji Wa'u ampo lao haji dan Sawatipu tua Tana o. Tua. Tiga anjuran itu secara denotatif berarti beristri dulu sebelum beristri, haji dulu sebelum haji dan belajar tua sebelum tua.
Beristri dulu sebelum beristri mengandung maksud agar seseorang yang mau berkeluarga, harus belajar bagaimana hidup berkeluarga. Jadi bukan dikonotasikan kepada hal hal yang negatif misalnya kumpul kebo dulu sebelum nikah resmi. Pada masa lalu, seseorang. yang hendak berumah tangga menjalani Ngge e nuru atau mengabdi di rumah calon mertua. Disamping itu dia juga mendatangi para tetua untuk belajar agama, menerima nasehat, mendapatkan ilmu tentang rumah tangga termasuk pendidikan sex sesuai ajaran islam. Rumah tangga adalah biduk yang harus dikemudi menuju pantai harapan. Maka perlu ilmu, kemanpuan dan kecermatan untuk menjalankannya.
Filosofi Haji sebelun haji mengandung maksud bahwa sebelum naik haji harus banyak belajar tentang syariat dan rukun haji. Sebab haji adalah ibadah yang dilakukan melalui hati hanya karena Allah. Beberapa bulan sebelum haji biasanya seseorang mendatangi para ulama dan guru untuk bertanya bukan saja tentang rukun dan syariat haji, tetapi semua aspek tentang perjalanan haji.
Filosofi tua sebelum tua mengandung maksud bahwa untuk mencapai kedewasaan itu perlu banyak belajar dari pengalaman para tetua tentang kehidupan dan perjuangan. Tua dalam konteks ini bukan saja tua dari segi usia, tetapi tua dalam berpikir, bertindak, serta dalam tutur kata.
Anwar Hasnun mengemukakan bahwa tua dalam konteks budaya Bima adalah kemampuan menempatkan dan membawa diri, kemampuan berkomunikasi dengan siapa saja, tutur katanya menjadi tauladan, berakhlak mulia, sederhana, jujur dan bertanggung jawab.( Anwar Hasnun, Indahnya Maja Labo Dahu ).
Hakikat dari " Tiga sebelum tiga " memberikan motivasi bahwa kita harus terus belajar, bertanya dan selalu bersama para orang tua, orang yang berilmu dan berpandangan luas. Ilmu tidak hanya didapatkan dari buku dan pandangan para ahli, tetapi jangan sepelehkan pelajaran hidup dari orang orang tua yang tinggal di kebun kebun, di rumah rumah reok dan yang berada di sekitar kita.


Penulis : Alan Malingi
WA : 08123734986

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.