Karakter Dalam Bahasa
Bahasa
menunjukkan bangsa. Dari bahasa orang dapat mengetahui adat istiadat dan
karakter suatu masyarakat. Karena bahasa dan budaya lahir bersama masyarakat
pendukungnya.Bahasa Bima atau nggahi Mbojo memiliki karakter yang kuat dan
seirama dengan sikap dan karakter masyarakatnya yang keras, jujur dan terbuka,
gagah berani, patuh serta teguh dalam memegang prinsip. Perwujudan dari
karakter itu tampak secara gamblang dari kekuatan kata kerja dasar dari bahasa
Bima yang tidak luluh meskipun mendapatkan awalan, akhiran maupun imbuhan.
Seluruh kata kerja dasar tidak mengalami perubahan setelah mendapatkan awalan
maupun akhiran.
Misalnya
kata " Mbei " yang berarti Beri. Jika ingin dijadikan kata memberi,
maka kata kerja dasarnya tidak berubah. Demikian pula jika diberi awalan
"di" yang berarti diberi, kata kerja dasarnya tidak berubah.Dalam
penyusunan kalimat Tata Bahasa Bima, awalan "me" biasanya mendapat
tambahan kata " ma" pada kata " mbei" yang berarti memberi
atau yang memberi dan biasanya diakhiri kata "na". Tetapi kadang
kadang tidak diberi akhiran "na". Misalnya pada kalimat " Nahu
ma mbei na Oha Sia " artinya Saya yang memberi nasi dia."
Untuk
menjadikan awalan "di" maka diberikan awalan "ra" dan
diakhiri dengan "ba".Misalnya dalam kalimat " Oha Sia ra mbei ba
nahu "artinya nasi dia (nasi nya) diberikan oleh saya. " Awalan
"ra dan akhiran "ba" berarti di dan oleh. Menurut Ibu Yuri dari
Kantor Bahasa Nusa Tenggara Barat, Bahasa Bima memiliki katakter tersendiri dan
menjadi pertemuan arus peradaban dari Barat, timur dan utara(Sulawesi). Bahasa
Bima tidak berafiliasi dengan kelompok Bahasa di sebelah baratnya seperti
Sumbawa dan Lombok, namun lebih banyak berafiliasi dengan Bahasa di Timur dan
Sulawesi. Penelitian pakar Linguistik seperti Esser, Fernandes dan Dr.
Syamsuddin bahwa Bahasa Bima dikelompokkan dalam Sub rumpun Bima-Sumba..
Disamping
kekuatan pada kata kerja dasar, Bahasa Bima tidak mengenal huruf mati. Kata
katanya tidak pernah mati. misalnya Sumpah menjadi sumpa. Gajah menjadi Gaja.
Putar menjadi Puta dan banyak contoh lainnya.. Jika dikaitkan dengan karakter
Bima dalam kisah Pandawa, dimana Sang Bima berkarakter gagah berani,keras,
jujur, rendah hati dan tidak menelan ludah sendiri, maka pemberian nama Bima
pada daerah ini disamping nama Mbojo sejalan dengan karakter linguistik dan
kepribadian masyarakatnya. Saya mengaitkan kekuatan kosa kata dengan Bima
hanyalah sebuah HiPOTESA ( kesimpulan sementara ) yang perlu digali lebih
lanjut.(alan)
Post a Comment