Dua Donggo


Di Donggo Ipa juga memiliki senandung menanam Arugele, Mpisi, Kalero, Inambaru, Kande Ntadi Ro Ntedi dan mantra-mantra. Di Donggo Ipa menyimpan kekayaan cerita rakyat seperti La Hila, La Lindu, La Gandi, cerita Gajah Mada, Garuda dan cerita rakyat lainnya. Disamping itu, Donggo Ipa juga memiliki atraksi kesenian Mpa’a Ncala dengan menggunakan tongkat dan saling melempar serta menangkis.
Kesenian Donggo melekat dengan urusan upacara-upacara adat baik upacara menanam, upacara daur hidup maupun kematian.
Pada masa lalu, Ncuhi sangat berperan dalam setiap aktifitas masyarakat Donggo. Setiap memulai upacara, selalu diawali oleh informasi dari Ncuhi. Demiikian pula dengan prosesi menanam dan panen. Muslimin Hamzah mengemukakan,pada masa lalu masyarakat Donggo khususnya Donggo Ipa mengenal beberapa upacara seperti Raju, Upacara Bulan Purnama, selamatan sehabis panen, Upacara Langi, Wacapahu dan Aropaka untuk mengusir penyakit, hingga perayaan Ulang Tahun Gajah Mada di Padende. Tetapi seiring masuknya islam, uapcara-upacara ini sudah ditinggalkan.
Kesenian Donggo adalah wajah lama kesenian Mbojo jauh sebelum mengalami kontak akulturasi budaya dengan kaum pendatang terutama kesenian-kesenian yang banyak mendapatkan pengaruh Makassar dan daerah-daerah lainnya. Donggo dengan segala keunikannya adalah potensi besar untuk dipromosikan dalam rangka pelestarian nilai-nilai dan kepariwisataan di tanah Bima.
Dua Donggo adalah saudara kandung tertua bagi orang Bima.Mari saling menghormati, saling menghargai, saling asah dan asuh.....
Sadia, 29 Juli 2019.
Foto : Kemah Budaya Makembo di Mbawa. .
Salam,
Alan Malingi
Post a Comment