Wanita Bima Dalam Jara Kapa Na'e

Dalam filosofi 4 landasan hidup bagi pria Bima, Wei Taho( Istri yang baik) adalah pilihan utama selain tiga hal lainnya seperti Uma taho( Rumah Yang Baik), Besi Taho ( senjata yang baik) dan Jara Taho( kuda yang baik). Berbicara tentang Kuda dan wanita Bima, memang sepanajang sejarah Bima belum ditemukan catatan tentang perempuan yang menunggang kuda.
Tetapi pada masa lalu, wanita Bima juga sering naik kuda tunggangan yang dikenal dengan Jara Kapa Nae atau kuda berpelana besar. Jara Kapa Nae adalah fasilitas kuda yang memang sering menjadi kendaraan para petani dan peladang untuk memuat perlengkapan ladang dan juga hasil ladang. Di pelana itulah para istri naik kuda dengan posisi duduk Doho Siwe( cara duduk perempuan) seperti duduk di sepeda motor. Begitulah cara wanita Bima naik kuda. Pada masa lalu, wanita Bima tidak menunggang kuda, tetapi diberikan ruang khusus untuk wanita dengan Jara Kapa Na e.
Sejak era tahun 70 an, Jara Kapa Nae sudah jarang ditemukan lagi seiring berkembangnya sarana transportasi sepeda motor. Dulu, Jara Kapa Na e sering digunakan oleh para peladang yang ke Tambora, Sanggar, Wera, Sape dan bahkan Parado. Untuk melestarikan Jara Kapa Nae, ada baiknya Pemerintah Daerah menggelar Parade Kuda dengan Jara Kapa Nae, dimana suami istri menunggang kuda dan ini menurut saya akan sangat spektakauler untuk event wisata kuda dan wisata budaya Bima.
Penulis : Alan Malingi
Foto : Fahru Rizki
Post a Comment