f Warisan Terbaik - SEJARAHBIMA.COM | Mengupas Sejarah, Budaya dan Pariwisata

Header Ads

Warisan Terbaik

66051310_10206170555658386_1941923644175286272_nKekayaan dan keindahan alam Bima senantiasa mendapatkan pujian dari setiap orang yang datang dan pergi. Mereka takjub ketika melihat keindahan terbentang dari Tambora hingga Sape, dari Parado hingga Sangiang. Menurut saya, keindahan dan kekayaan alam ini belumlah seberapa jika dibandingkan dengan warisan tradisi tutur dalam bentuk ungkapan dan falsafah hidup yang kini dilupakan. Alam bisa saja rusak. Bangunan peradaban bisa saja hancur, tetapi petuah penuh makna yang akan terus dituturkan sepanjang kehidupan ini ada, akan menjadi pedoman dan penuntun kehidupan bagi generasi kini dan akan datang.



Itulah warisan terbaik yang dimiliki oleh Dou Labo Dana Mbojo( Manusia dan Tanah Bima). Apa saja warisan terbaik itu?. Tanpa kita sadari, leluhur masyarakat Bima dan Dompu telah menitipkan pesan indah dan penuh makna melalui ungkapan falsafah hidup itu. Beberapa di antaranya adalah Maja Labo Dahu(Malu dengan takut), Nggahi Rawi Pahu( Menyatunya kata dengan perbuatan), Renta ba lera, kapoda ba ade, karawi ba weki( diikrarkan oleh lidah, dikuatkan oleh hati, dilaksanakan oleh raga), Su u sawa u sia sawale( Menjunjung tinggi amanah), Tohompara Nahu Sura Dou Labo Dana(Biarlah untuk saya, yang penting adalah rakyat dan negeri), Nggusu Waru( segi delapan) sebagai simbol delapan ciri kepemimpinan,serta ragam petuah melalui syair dan pantun yang tersebar dalam tutur masyarakat.

Hari jadi Bima yang telah ditetapkan dalam seminar sejarah tahun 1995 adalah hari dimana kesultanan Bima berdiri. Spirit awal dari kesultanan Bima adalah syiar islam yang berpadu dengan revolusi mental manusia Mbojo dengan falsafah Maja Labo Dahu ( Malu dengan takut). Sultan Abdul Kahir 1 telah meletakkan fondasi bagi agama dan budaya Bima melalui falsafah Maja Labo Dahu. Cita cita yang terkandung di dalamnya adalah bagaimana Bima dibangun dengan nilai nilai keimanan dan ketaqwaan, kejujuran, kesederhanaan dan amanah.

Maka dalam konteks kekinian, memperingati hari Jadi Bima ke-379 diperlukan upaya sungguh-sungguh dalam membumikan “ Nggahi Ma Taho “ atau ungkapan yang baik sebagai wairsan terbaik untuk generasi kini dan akan datang. Nggahi Mataho perlu diajarkan, disosialisasikan dan dibumikan di tanah Bima sebagai way of life ( jalan hidup dan pedoman) manusia Bima).

Beberapa hal yang perlu dilakukan dalam rangka membangun generasi dengan Nggahi Mataho  adalah :

  1. Belajar dari dokrinasi tentang Pedoman Penghayatan dan pengalamalan pancasila( P4) pada masa orde baru, maka filosofi Maja Labo Dahu dan nilai nilai yang terkandung di dalamnya perlu direvitalisasi dengan metode yang dilakukan pada masa P4 dulu. Maja Labo Dahu perlu disosialisasikan, diadakan saresehan dan seminar untuk membahasnya, simulasi, dimasukan dalam MULOK mulai dari SD hingga SMA bahkan Perguruan Tinggi, hingga lomba lomba semacam cerdas cermat tentang budaya dengan menyelipkan falsafah Maja Labo Dahu dan ungkapan Mbojo lainnya.

  2. Perlu pertemuan atau forum antara budayawan dan para ulama agar dalam tausiah, ceramah dan khutbah mengupas atau memadukan nilai nilai kearifan lokal dengan nilai nilai agama islam. Hal itu sangat memungkinkan karena filosofi dan ungkapan lokal Mbojo jika digali secara mendalam justru bersumber dari Alquran dan Hadis. Salah satu contohnya adalah Maja Labo Dahu.

  3. Menghidupkan kembali Ngge e Nuru atau berguru ke rumah guru. Tempat Pengajian Alquran atau TPQ yang ada bisa menjadi basis atau pusat pembelajaran tentang nilai kearifan lokal seperti Maja Labo Dahu dengan agama dan Alqur an. Keberadaan TPQ perlu dievaluasi dan diawasi. Perlu pendataan kembali keberadaan TPQ apakah masih aktif atau tinggal nama. Dengan demikian diharapkan keberadaan TPQ diperkuat sebagai basis pendidikan di lingkungan masyarakat.

  4. Saat ini kegiatan literasi mulai marak dilakukan oleh berbagai elemen yang peduli terhadap hal itu.Maka melalui kegiatan literasi, bisa disisipkan pengetahaun dan pemahaman tentang filosofi Maja Labo Dahu dengan nilai kearifan lokal lainnya.

Membangun generasi dengan membumikan kearifan lokal  membutuhkan kesabaran, ketelatenan, kebersinambungan dan kerja sama semua pihak mulai dari Pemerintah, komunitas, lembaga pendidikan dan seluruh lapisan masyarakat. Aspek yang dibangun dalam rencana ini adalah manusia.Yah.kita semua,terutama generasi muda dan anak anak. Kita belum dapat memetik hasil dalam kurun waktu 5 sampai 10 tahun. Program ini membutuhkan waktu yang panjang dan lama.

Kita tidak boleh berhenti. Kita harus terus berupaya untuk mewujudkannya dengan ikhtiar dan kebersamaan. Maja Labo Dahu adalah fondasi kehidupan bagi masyarakat Bima. Falsafah ini adalah Fu'u Mori dan way of life bagi manusia Bima. Maka untuk tetap menjadi fondasi dan jalan hidup, pendidikan karakter terhadap nilai dan kearifan lokal mutlak dilakukan.

Selamat Hari Jadi Bima ke-379

Sai,  30  Juni  2019.

Salam,

Alan Malingi

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.