Nge teh Bersama Pangaha Sinci

Pangaha atau kue tradisional yang satu ini diberinama Pangaha Sinci. Bentuknya ada dua yaitu yang besar dan yang kecil. Mungkin bentuknya seperti cincin, sehingga masyarakat Bima menyebutnya dengan pangaha since. Menurut Mei (40 tahun), pedagang pangaha Sinci asal Melayu Kota Bima, Pangaha Sinci yang berukuran kecil diracik dengan gula merah takaran dan jumlah campuran gulanya sedikit. Tetapi kalau pangaha sinci ukuran besar, dibuat khusus dengan gula merah. Tetapi kenapa ya  Pangaha Sinci ukuran besar tetap diberikan nama Pangaha Sinci ? Sambil tersenyum Mei yak arena sudah terlanjur saja. Padahal pangah Sinci besar mirip ban mobil mainan anak-anak.



Setiap hari Mei membuat Pangaha Sinci ukuran besar dengan bahan utama tepung beras yang dicampur terigu sebanyak satu zak, gula merah sebanyak 10 Kilogram, telur sekitar 10 sampai 15 butir, sedikit garam. Adonan pada awalnya direbus, kemudian digoreng dengan tepung terigu yang dicampur telur agar pangaha sinci menjadi kriuk dan gurih. “ Saya menjual pangaha sinci 6 buah dengan harga Rp.5.000.” Tutur Mei.

Setiap hari Mei menjual pangaha sinci dan beberapa kue tradisional lainnya di pasar Ama Hami Kota Bima. Meskipun untungnya sedikit, tetapi Mei dan beberapa pedagang di Pasar Ama Hami tetap terus berjualan kue tradisional Mbojo. Disamping tidak ada pekerjaan lain, membuat kue tradisional Mbojo sudah tekun dan turun temurun dilakukan oleh keluarganya sejak lama.

Penulis : Alan Malingi