Jejak Sejarah Di Teluk Waworada
![]() |
Antusias peserta mendengarkan pemaparan tentang sejarah teluk Waworada |
Di bawah sinar purnama.
Bertikar kehangatan pasir putih Pantai Toro Maci Jampa, kami berdiskusi tentang
jejak jejak sejarah dalam balutan keindahan teluk Waworada. Usai perkenalan
perwakilan komunitas yang bergabung dalam Kemah Budaya dan Literasi, saya
memaparkan tentang rekam jejak sejarah di teluk Waworada.
Teluk Waworada telah
melahirkan senandung Olo yang masih lestari hingga saat ini.Tanjung Langgudu di
ujung selatan telul ini nenjadi saksi bisu tradisi olo yang dihentikan sejak
tahun 1985 karena adanya kecelakaan laut.
![]() |
suasana kemah budaya dan literasi di Toro Maci Jampa |
Pada masa perang dunia
kedua, banyak amunisi sisa perang ditemukan di sepanjang pesisir teluk ini,
termasuk meriam dan beberap Karombo Nipo atau gua jepang. Tidak hanya itu, nama
Waworada diabadikan sebagai nama kapal kerajan Bima pada masa sultan Abdul
Hamid (1773-1819).
jejak Bumi Waworada
bersama Jeneli Parado yang berhasil menumpas Pabelo di perairan Sape dan teluk
Waworada adalah kenangan sejarah yang tidak bisa dilupakan.
Jejak jejak itu harus
dikabarkan kepada generasi agar mata rantai sejarah dan budaya tidak pernah
putus. Teluk Waworada sejak dulu telah menjadi pintu masuk peradaban di sisi
selatan tanah Bima. Hingga kini, arus manusia, barang dan jasa masih keluar
masuk di teluk ini terutama dari Sumba dan sekitarnya. Keberadaan dermaga
nusantara, dermaga Rompo, dermaga Kangga hingga Karampi adalah pernghubung mata
rantai ekonomi, sosial dan budaya bagi masyarakat Langgudu dan sekitarnya.
\
Toro Maci Jampa, 14
September 2019
Salam Sejarah
Salam Literasi
Alan Malingi.
Post a Comment