Tanjung Langgudu Dan Sejarah Kelahiran Senandung Olo
![]() |
Tanjung Langgudu( Foto : Indikator Bima) |
Dari pantai Toro Maci
Jampa, terlihat gugusan tanjung yang dikenal dengan Tanjung Langgudu yang
berada di ujung timur teluk Waworada.Tanjung Langgudu merupakan pintu masuk
para pelaut menuju teluk Waworada. Pada masa lalu, masyarakat Langgudu terutama
muda mudi sering melaksanakan tradisi Olo atau berbalas pantun pada setiap
bulan purnama terutama pasca panen. Mereka duduk di atas tanjung dan
bersenandung dengan memukul Kentungan dari bambu. Itu lah yang dikenal dengan
Olo.
![]() |
Tradisi Olo |
Biasanya setelah olo,
mereka kembali ke kampung dan melaporkan kepada orang tuanya bahwa mereka telah
menemukan jodoh. Senandung olo adalah senandung pencari jodoh. Olo adalah
tradisi lisan yang kini mulai pudar, meskipun saya dan tim kantor bahasa NTB
dan Badan Pembinaan Dan Pengembangan Bahasa telah melakukan pendokumentasian
senandung Olo.
Tradisi olo pernah
dilarang oleh Bupati Bima H.Oemar Harun, Bsc karena pada tahun 1985 terjadi
kecelakaan laut yang mengakibatkan puluhan orang meninggal dunia. Sejak itu
sudah jarang dilakukan olo di Tanjung Langgudu, namun tetap dilaksanakan oleh
warga Rupe dan Karampi pada acara acara dan hajaran warga. Olo secara harfiah
berarti melepaskan. Dalam konteks ini berarti melepaskan masa lajang menuju
mahligai pernikahan.
Salan Budaya
Salan Literasi
Alan Malingi
Post a Comment