f Yang Tersisa Dari Manggarai - SEJARAHBIMA.COM | Mengupas Sejarah, Budaya dan Pariwisata

Header Ads

Yang Tersisa Dari Manggarai

Di celah kegiatan evaluasi Sistim Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Daerah se-Indonesia yang diselenggarakan Kemenpan RB RI Di Jakarta, saya bertemu dengan Pak Agus Salim. Beliau adalah putera asli Kabupaten Manggarai Timur tepatnya di distrik Pota.


Pria paruh baya ini adalah pejabat di Dinas PU Manggarai Timur. Beliau sangat fasih berbahasa Bima meskipun lahir dan besar di Manggarai. Beliau menuturkan bahwa bahasa Bima masih menjadi alat komunikasi di beberapa kampung di Manggarai Barat, Manggarai dan Manggarai Timur. Di Manggarai Barat bahasa Bima masih eksis di Terang kecamatan Boleng dan di Bari kecamatan Macan Pacar. Di Kabupaten Manggarai, bahasa Bima dituturkan di kecamatan Reok. Sedangkan di Manggarai Timur bahasa Bima masih dituturkan oleh masyarakat Pota kecamatan Sambi Rampas.
Pak Agus dan keluarganya tinggal di kampo Asi. Beliau bercerita bahwa di masa lalu kampo Asi merupakan tempat tinggal para pejabat kesultanan Bima yang ditugaskan di Manggarai. Perwakilan kesultanan itu disebut Naib Sultan Bima. Agus Salim mengaku masih ada hubungan darah dengan Naib dan para ulama Bima yang dikirim kr Manggarai.
Disamping Kampo( kampung) Asi, Agus Salim juga menyebut Kampo Sigi.kampo Sarae. Kampo Mberu. Kampo Aruna dan .Kampo Telage. Makam kuno juga masih ada di Bonto Tenga dan Toro Jene. Adanya Kampo Asi dan Kampo Sigi merupakan bukti bahwa di masa kesultanan Bima dulu telah ada penataan ruang pusat pemerintahan di distrik Pota dan Reo dimana Istana, masjid dan pasar sebagai representasi dari kekuasaan pemerintahan, agama dan ekonomi.
Saya dan Pak Agus Salim
Agus Salim dan keluarganya pernah ke Bima atas undangan kehormatan dari Majelis Adat Kesultanan Bima dalam acara penobatan Sultan Bima ke 16 Ferry Zulkarnain pada tahun 2013 dan penobatan Putera Mahkota Muhammad Putera Ferryandi pada pada bulan September 2016.
Ketika saya menunjukkan foto Istana Asi Pota, Agus Salim mengatakan bahwa Asi Pota sudah tidak ada lagi. Menurut orang tuanya bahwa Asi Pota berada di Kampo Asi." Puing Asi Pota sudah tidak ada lagi " Kenang Agus Salim.
Dalam catatan sejarah Bima, Manggarai adalah bagian dari wilayah kerajaan Bima. BO Sangaji Kai maupun Van Bram Morris mencatat lebih dari 700 kampung di Manggarai khusus di distrik Pota dan Reo di bawah kekuasaan kesultanan Bima.
Kini Manggarai bukan lagi menjadi bagian dari Bima.Wilayah itu lepas dari pangkuan Bima pada tahun 1926. Kini bahasa Bima dan orang orang yang masih berbahasa Bima adalah yang tersisa dari Bima di Manggarai. Bahasa adalah perekat sejarah dan peradaban yang tetap bertahan dalam arus perubahan zaman.
Pelataran Sahid Jaya Hotel Jakarta, 25 November 2019.

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.