Revitalisasi Sastra Lisan Dari Uma Lengge
Festival Uma Lengge yang digelar setiap tahun telah berlangsung sukses. FUL adalah ide briliant yang harus terus berkelanjutan dan menjadi kalender of event bagi kebudayaan dan kepariwisataan di Dana Mbojo. Karena FUL telah menjadi magnet baru perhelatan seni dan budaya Mbojo terutama seni sastra lisan yang telah langka dari peredaran.
Hampir 90 porsen materi Festival Uma Lengge adalah sastra lisan mbojo yang telah hidup salam berabad-abad lamanya dan hingga kini masih tetap bertahan di tengah gebyar seni sastra moderen. Sastra lisan sebagai buah tutur masyarakat sesungguhnya menyimpan memori indah masa lalu untuk masa kini dan akan datang. Leluhur kita adalah seniman seniman sejati yang setiap gerak langkahnya selalu diisi dengan senandung dan puisi. Ketika mereka menanam, mereka melantunkan Arugele dan Sagele. Ketika mereka berdoa dan mengharapkan sesuatu, mereka melantunkan Kasaro dan Kalero. Ketika mereka menggelar hajatan seperti pernikahan,khitanan dan ritual lainnya mereka melantunkan Belaleha, mangge ila, dan Bola ra Mbali.
Festival Uma Lengge sesungguhnya telah menjadi pioner dan penggugah semangat menyelamatkan dan merevitalisasi seni sastra lisan masyarakat Mbojo. Masih banyak tradisi tutur dan sastra lisan yang perlu diangkat dan dilestarikan dari perhelatan Uma Lengge. Di Donggo masih ada senandung Inambaru, masih ada 20 ntoko atau genre Rawa Mbojo yang perlu diselamatkan, masih ada 10 Tija Lante( Rawa Kore) dari senandung masyarakat Sanggar yang perlu ditampilkan di masa mendatang.
Sekali lagi, sukses untuk Festival Uma Lengge dan alangkah rugi jika Pemerintah Daerah tidak mendukung FUL di tahun mendatang. Karena dalam perspektif pelestarian Sastra Lisan, teman-teman Komunitas Uma Lengge dan komunitas pendukung lainnya telah melakukan langkah cemerlang.
Salam,
Alan Malingi
Iklan
Post a Comment