Salonge Cila Dalam Falsafah Daha Taho
Ada empat hal yang baik bagi masyarakat Bima atau yang dikenal dengan Upa Mbua Taho. Empat yang baik itu adalah Wei Taho atau istri yang baik, Uma Taho atau rumah yang baik, Daha Taho atau senjata yang baik dan Jara Taho atau kuda yang baik.Istilah Daha Taho juga sering disebut dengan Besi Taho.
Salonge Cila atau menyelipkan parang di pinggang adalah tradisi yang sudah melekat dalam krseharian masyarakat Bima. Ada lilitan tali di sekeliling perut, kemudian di pingang bagian kiri atau kanan ada seikit tempat untuk menyelipkan Cila. Meskipun orang yang Salonge Cila saat ini hanya ditemukan di desa desa, di pinggiran kota Bina, di kebun, di huma atau di sawah, namun Salonge Cila masih menjadi bagian dari tradisi bertani masyarakat Bima.
Salonge Cila adalah wujud dari falsafah hidup Daha Taho atau senjata yang baik.Dalam hal ini senjata diasah dan dirawat untuk mendukung pekerjaan di sawah dan ladang. Falsafah Daha Taho adalah bagaimana senjata digunakan untuk hal hal yang baik dan benar. Daha digunakan untuk mencari nafkah dan menjadi salah satu alat pekerjaan dan melindungi diri dari serangan binatang buas. Daha juga digunakan untuk memotong ranting pohon yang menghalangi jalan.
Saat ini telah terjadi pergeseran makna dari Salonge Cila dan Daha Taho. Daha digunakan untuk membunuh saudara sendiri. Daha digunakan untuk menyerang kampung saudara sendiri. Semoga kita lebih arif menggunakan Daha untuk hal hal yang positif dan bermanfaat.
Salonge Cila adalah bagian dari peradaban Bima di masa silam. Tradisi ini senantiasa mengingatkan pada generasi kini dan akan datang tentang keuletan kejujuran, kesederhanaan,kegigihan dan kerja keras dalam mengisi dan menyambung hidup..
Model : Abdullah, Kelurahan Jati Baru Timur Kota Bima.
Post a Comment