f Tradisi Tio Wura Penetapan Ramadan Dan Syawal Di Bima - SEJARAHBIMA.COM | Mengupas Sejarah, Budaya dan Pariwisata

Header Ads

Tradisi Tio Wura Penetapan Ramadan Dan Syawal Di Bima


Tio berarti melihat. Wura berarti bulan. Dalam hal ini Tio Wura berarti mengamati bulan untuk menetapkan awal ramadan dan 1 syawal setiap tahunnya. Dulu sebelum ditemukan tekhologi canggih untuk menetapkan awal ramadan dan syawal, orang orang Bima pergi ke pegunungan Lambitu untuk mengamati bulan. Kesultanan Bima pun mengutus pejabat kerajaan dan ulama untuk mengamati bulan. Hasil pengamatan itu dilaporkan kepada sultan dan diumumkanlah secara serentak awal ramadan dan syawal setiap tahunnya.


Menurut oral histori yang berkembang di masyarakat,di kesultanan Bima memiliki tradisi hijriyah yang dikenal dengan Rawi Na’e Ma Tolu Kali Samba’a atau perayaan besar yang tiga kali setahun.Rawi Na’e itu adalah Idul Fitri atau aruraja to’i, idul adha atau aruraja na’e dan Hanta UA Pua atau upacara sirih puan.
Di setiap perayaan hari besar itu dilaksanakanlah Doho Sara atau sidang kabinet kerajaan yang dihadiri oleh seluruh pejabat kerajaan mulai dari pangkat tertinggi hingga terendah. Namun sayang, ketiga tradisi itu sudah tidak dilaksanakan lagi. Doho Sara adalah satu hajatan adat yang perlu dilestarikan dan dipusatkan di Museum Asi Mbojo. Pada kegiatan itu senua peserta Doho Sara berpakaian adat.

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.