Tradisi Tio Wura Penetapan Ramadan Dan Syawal Di Bima
Tio berarti melihat. Wura berarti bulan. Dalam hal ini Tio
Wura berarti mengamati bulan untuk menetapkan awal ramadan dan 1 syawal setiap
tahunnya. Dulu sebelum ditemukan tekhologi canggih untuk menetapkan awal
ramadan dan syawal, orang orang Bima pergi ke pegunungan Lambitu untuk
mengamati bulan. Kesultanan Bima pun mengutus pejabat kerajaan dan ulama untuk
mengamati bulan. Hasil pengamatan itu dilaporkan kepada sultan dan diumumkanlah
secara serentak awal ramadan dan syawal setiap tahunnya.
Menurut oral histori yang berkembang di masyarakat,di
kesultanan Bima memiliki tradisi hijriyah yang dikenal dengan Rawi Na’e Ma Tolu
Kali Samba’a atau perayaan besar yang tiga kali setahun.Rawi Na’e itu adalah
Idul Fitri atau aruraja to’i, idul adha atau aruraja na’e dan Hanta UA Pua atau
upacara sirih puan.
Di setiap perayaan hari besar itu dilaksanakanlah Doho Sara
atau sidang kabinet kerajaan yang dihadiri oleh seluruh pejabat kerajaan mulai
dari pangkat tertinggi hingga terendah. Namun sayang, ketiga tradisi itu sudah
tidak dilaksanakan lagi. Doho Sara adalah satu hajatan adat yang perlu
dilestarikan dan dipusatkan di Museum Asi Mbojo. Pada kegiatan itu senua
peserta Doho Sara berpakaian adat.
Post a Comment