f Ranjang Bung Karno - SEJARAHBIMA.COM | Mengupas Sejarah, Budaya dan Pariwisata

Header Ads

Ranjang Bung Karno


 Salah satu koleksi unik Museum Asi Mbojo adalah keberadaan 8 ranjang di lantai dua. Salah satu kamar dan ranjang itu pernah menjadi tempat peristirahatan Sang Prokolamator Kemerdekaan RI Soekarno. Untuk mengabadikan kenangan kunjungan Bung Karno, Museum Asi Mbojo memberikan nama kamar itu dengan Kamar Bung Karno. Ranjang berkelambu putih memiliki panjang 212 cm, lebar 182 cm dan tinggi 240 cm.Disamping ranjang, terdapat 1 kursi, 1 meja dan lemari pakaian serta cermin.


Mengapa bisa ada kamar Bung Karno di Museum Asi Mbojo ?
Akhir Desember 1933, Soekarno, ibu Inggit, anak angkatnya Ratna Juami dan Ibu Amsoesi naik kapal Belanda Van Riebeeck di pelabuhan Surabaya menuju Kota Ratu Ende. Perjalanan ditempuh selama lebih dari dua minggu dihempas gelombang besar musim angin barat. Tanggal 14 Januari 1934 pukul 08.00 pagi Kapal Van Riebeeck tiba di pelabuhan Ende- Flores.
Di Ende Soekarno banyak berkenalan dengan orang Bima. Pergaulannya luwes dan lintas agama dan suku. Soekarno juga akrab dengan tokoh katolik dan pastor Hettink asal Belanda. Di antara para ulama yang akrab dengan Bung Karno di Ende adalah Tuan Guru H. Nurdin asal sila Kananga, TGH Husen, H.Daud, M.Saleh Banjar, Habib Toha, Habib Hasan dan tokoh lainnya. Tahun 1939 pembuangan di Ende berakhir, atas saran para ulama Bima di Ende, Bung Karno mampir di kesultanan Bima sebelum melanjutkan perjalanan.
Tanggal 30 November 1950, menjadi hari bersejarah bagi masyarakat Bima. Sang proklamator Bung Karno kembali berkunjung ke Bima. Kunjungan ini tentu sangat istimewa karena baru 5 tahun merdeka dan 1 tahun setelah penyerahan kedaulatan melalui konferensi Meja Bundar di Denhaq Belanda. Bung Karno berkunjung ke Bima menggunakan pesawat amphibi Catalina buatan Amerika Serikat antara tahun 1930-1940. Pesawat ini berukuran kecil yang diproduksi perusahaan Consolidated Aircraft dan pensiun tahun 1957.
Berkaitan dengan kunjungan Bung Karno ke Bima, M. Dahlan Abubakar menulis sebagai berikut :
" ......Pesawat Catalina mendarat di pelabuhan Bima. Catalina ini pesawat kecil yang bisa mendarat di atas permukaan air. Pesawat itu muncul dari Oi Wontu dan saat mendarat di laut, menyisahkan pancaran air memutihkan pandangan di sisi kiri kanannya. Di bibir dermaga sudah berdiri sultan Muhammad Salahuddin dan kerabatnya siap menyambut. Bung Karno ketika itu didampingi Roeslan Abdul Gani......
"( M.Dahlan Abubakar, TGH.A.Ghany Masjkur Panutan Kehidupan, Pelaku dan Saksi Sejarah Dari Masa Ke Masa, hal 43.
Upacara penyambutan sangat meriah. Rakyat tumpah ruah di sepanjang jalan dari pelabuhan Bima menuju Asi Mbojo. TGH.A.Ghany Masjkur dipercaya memimpin lagu Indonesia Raya dan lagu lagu ciri khas sekolah islam seperti Kullu na lil wathan, lil ula lil alam dan sebagainya.
Kunjungan Bung Karno hanya semalam. Lebih lanjut M.Dahlan Abubakar menulis " Kata Muma( sapaan akrab TGH.A.Ghanny Masjkur), Bung Karno itu mengonsumsi tiga butir telur setengah matang pagi hari.Dia tidak meninjau suatu obyek apapun saat berkunjung ke Bima, kecuali berpidato di depan Istana Bima.
Sumber Pustaka :
1. Anwar H. M. Ali, Bung Karno Merambah Jalan Di Pengasingan Ende- Flores
2. Jae Bada, Kesan Kesan Ketika Bung Karno Diasingkan Di Ende.
3. Soekarno, Di Bawah Bendera Revolusi
4. M. Hilir Ismail, Kesultanan Mbojo Bima Dalam Mellawan Penjajah.
5. M.Dahlan Abubakar, TGH.A.Ghany Masjkur Panutan Kehidupan, Pelaku dan Saksi Sejarah Dari Masa Ke Masa

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.