Jejak Ma Kapiri Solor Di Manggarai
Pada Abad 15, kerajaan Bima mengalami kesulitan ekonomi.
Kelaparan dan kemiskinan merajalela. Bajak laut merajalela dan mengancam
eksistensi kerajaan. Perdana Menteri Bilmana melakukan gebrakan dan terobosan
dengan membuka dan mencetak sawah-sawah baru. Bilmana memberikan tugas berat
kepada kedua puteranya yaitu La Mbila dan adiknya La Ara untuk menumpas Bajak Laut.
Bilmana memberikan keris pusaka yang berjuluk La Kalilo kepada La Mbila sebagai
bekal dalam perjuangan. Kedua putera Bilmana melakukan tugasnya dengan
cemerlang. Bajak Laut berhasil ditumpas. didukung kekuatan Armada laut “Pabise”
La Mbila mulai memiliki ambisi besar menaklukan Manggarai.
“
Dengan keris pusaka La Kalilo dan dibantu oleh adiknya La Ara, menjadikan La
Mbila sebagai seorang conquistador yang gigih. Dari Manggarai La Mbila
meluaskan wilayah ke sebelah timur lagi dengan menguasai Ende, Larantuka sampai
ke pulau Solor.Gerakan itu dilanjutkan ke arah selatan dengan menguasai pulau
Sumba. Hadat Bima ditegakkan pula di semua wilayah kekuasaan baru itu. “ (Abdullah
Tayib, BA, Sejarah Bima Dana Mbojo : 96).
“ Dalam pada itu, maka disuruhnya anak
Rumata Ma Wa’a Bilmana dengan adat senjata perangnya menyerang negeri yang
tersebut itu. Hatta adalah karunia dewata mulia raya manyamaikan serta
maksudnya itu maka kalahlah negeri semuanya itu. Maka dikerjakan seperti mana
adat orang yang sudah dikalahkan negerinya serta berulang-ulang memberi
upetinya ke tanah Bima, itulah maka orang Manggarai dipegangnya oleh Jena Luma
Mbojo dan orang Sumba dipegangnya oleh Jena Mone Na’e.Sebab itulah digelarkan
Rumata Ma Kapiri Solor sampai sekarang ini. Pada zaman inilah berjanji dan
bersumpah Ompu Bermata dan Ompu Tuba orang besar Sumba dengan Rumata Ma Kapiri
Solor, tiada boleh sekali kali berobah tanah Sumba itu bertuan kepada tanah
Bima sampai kemudian harinya. “ (Massir Q Abdullah, Mengenal BO
Catatan Kuno Daerah Bima, 58)
Kekuasaan
Bima di Manggarai terus berlanjut hingga masa kesultanan. Bahkan Manggarai
pernah menjadi mahar pernikahan Sultan Alauddin Muhammad Syah dengan Karaeng
Tana Sanga Mamuncaragih puteri Sultan Gowa Sirajuddin. Menurut D.F Van Bram Morris, luas wilayah kerajaan Bima
hingga ke kepulauan Alor dan Solor, jumlah penduduk, mata pencaharian, batas
wilayah, perdagangan, tata penerintahan, tata kota kesultanan Bima, komoditi
unggulan, pertanaian, peternakan, perikanan, perkebunan dan kehutanan hingga
nama nama kampung yang berada dalam wilayah kekuasaan kerajaan Bima di
Manggarai dan kampung kampung yang langsung berada dibawah kendali sultan Bima.
Post a Comment